Saudara mahasiswa, selamat berjumpa kembali dalam kegiatan tutorial online ini dengan mata kuliah Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Dalam kegiatan tutorial ini Anda akan dipandu oleh tutor Anda, Tahmid Sabri. Pada pertemuan kali ini kita akan mendiskusikan materi-materi yang berhubungan dengan pembelajaran, yaitu: prinsip-prinsip pembelajaran, gaya belajar, dan peta konsep yang digunakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu kompetensi- kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan tutorial kalini ini, Anda:
1. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran yang menyenangkan
2. Mampu mendiskripsikan cara penerapan prinsip-prinsip menyenangkan dalam pembelajaran IPA
3. Mampu menggeneralisasikan konsep-konsep esensial IPA kepada siswa melalui penggunaan peta konsep (pikon) secara tepat
4. Mampu mengidentifikasi gaya belajar yang konstruktif pada siswa ke arah belajar yang menyenangkan
5. Mampu mengimplementasikan pembelajaran secara PAKEM (Pembelajaran Aktivitas I, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
Sebelum mendiskusikan apa, dan untuk apa serta bagaimana mengaplikasin prinsip-prinsip itu dalam pembelajaran, untuk menam pemahaman konse Anda, ikuti kisah atau cerita pendek (cerpen) di bawah ini:
Dalam salah satu kisah kuna India, diceritakan enam orang buta yang menggambarkan seekor gajah. Orang pertama mendekati gajah dari samping. Ia mendapati punggung gajah. Ia katakan gajah itu datar, kokoh seperti dinding. Orang kedua mendekati gajah dari depan dan terpeganglah belalai. Ia mengatakan gajah seperti pipa plastic yang lentur, bisa digulung. Orang ketiga mendekati gajah dari samping, kebetulan agak pendek, terpeganglah kakinya. Ia bilang gajah itu mirip batang pohom kelapa, bulat, tegak dan panjang. Orang keempat agak tinggi, ia bernasib baik dapat memegangi telinga. Ia menyebutkan gajah itu seperti kipas raksasa. Orang kelima, mendekati dari belakang dan yang terpegang ekor. Ia bilang gajah itu mirip sikat botol. Dan orang keenam mendekati gajah dari depan, gading yang tertegang. Ia menyatakan gajah itu mirip tombak. Mereka bertengkar dan berteriak saling mempertahankan temuannya. Anda, orang yang tidak buta hanya tersenyum karena Anda tahu bahwa masing-masing hanya ‘tahu’ sebagian dari seekor gajah yang utuh. Sesungguhnya, orang buta itu kita, Saya dan Anda. Kita meraba-raba tentang dunia di sekitar kita. Hasil ‘rabaan’ itu kita nyatakan sebagai pengetahuan yang telah lengkap, yang benar. Sesungguhnya, perbedaan pendapat itu disebabkan oleh perbedaan pengalaman. Karena itu, kita perlu melihat yang lebih luas dan lebih rinci secara sistematis dan metodis.
Dari cerpen di atas, dapat digarisbawahi, bahwa pendapat enam orang buta tentang gajah, memiliki persepsi yang berbeda, ”mengapa?”, karena adanya pengelaman yang berbeda tentang ”gajah”, makanya supaya ada keseragaman persepsi tentang gajah itu, perlu ada kriteria-kriteri tersendiri yang disebut dengan prinsip, demikian juga dalam pembelajaran, di samping bisa membuat siswa senang, aktif, dan kreatif dalam belajar, perlu prinsip-prinsip pembelajaran yang harus dikembangkan dalam pembelajaran.
Berikut disajikan lima prinsip utama pembelajaran IPA tentang kebenaran dalam pembelajaran IPA yang dijadikan anutan untuk melaksanakan pembelajaran IPA, yaitu:.
Prinsip 1: Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui
pengalaman baik secara inderawi maupun non inderawi.
Prinsip 2: Pengetahuan yang diperoleh ini tidak pernah terlihat secara langsung, karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal pembelajaran.
Prinsip 3: Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang Anda miliki. Pengetahuan yang demikian Anda sebut miskonsepsi. Anda perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran.
Prinsip 4: Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan konsep yang lain. Tugas Anda sebagai guru IPA adalah mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep, symbol, dan hubungan dengan konsep yang lain.
Prinsip 5: IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur. Karena itu, Anda perlu mengenalkan ketiga aspek ini walaupun hingga kini masih banyak guru yang lebih senang menekankan pada produk IPA saja. Namun, perlu diingat bahwa perkembangan IPA sangat pesat. Kita tidak mampu mengikuti secara terus-
Lingkungan belajar non fisik
Setelah Anda mengenal lima prinsip pembelajaran IPA dan siap mengimplementasikannya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk membuat siswa belajar dengan baik, yaitu lingkungan belajar non fisik. Lingkungan belajar non fisik adalah keadaan psikologis di sekitar siswa yang diciptakan oleh guru secara sengaja untuk mendorong siswa belajar.
Faktor-faktor lain yang perlu mendapat pertimbangan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA di sekolah, adalah sebagai berikut:
Lingkungan belajar yang mencerminkan prinsip ini adalah jika Anda sebagai guru membangun hubungan yang positif dengan setiap siswa, Anda mengenal dan menghargai mereka satu per satu. Anda juga membangun budaya saling menghargai dan saling menghormati antar siswa baik secara individual maupun kelompok. Anda menggunakan berbagai strategi untuk meningkatkan keyakinan kepada diri sendiri dan kesediaan mengambil resiko dalam belajar. Dan, terakhir, Anda perlu menunjukkan rasa aman pada setiap siswa secara individual melalui dukungan yang terstruktur, penghargaan pada usaha siswa serta yang dikerjakannya.
Salah satu yang paling mungkin Anda laksanakan adalah pada setiap proses pembelajaran Anda mulai dengan mengapresiasi konsepsi siswa tentang konsep-konsep IPA yang akan dipelajari pada pertemuan itu.
Dalam lingkungan semacam ini Anda, sebagai guru, mendorong dan mendukung agar setiap siswa bertanggung jawab atas belajar mereka masing-masing. Keberhasilan belajar di tangan para siswa sendiri, sebaiknya ditanamkan. Anda juga membangun berbagai strategi yang dapat menumuhkan keterampilan kolaborasi yang produktif.
Lingkungan belajar yang seperti ini tercermin pada diri Anda, sebagai guru yangmenggunakan berbagai strategi yang fleksibel dan responsive terhadap tata nilai, kebutuhan dan minat siswa secara individual. Anda juga mempergunakan berbagai strategi yang mendukung berbagai cara berpikir dan cara belajar siswa. Dan, pengajaran Anda didasarkan pada pengalaman serta pengetahuan awal siswa.
Lingkungan belajar seperti ini dapat terjadi jika Anda sebagai guru merancang dan mengimplementsikan suatu kegiatan yang menumbuhkan belajar yang berkelanjutan, melalui penekanan hubungan antar gagasan dan konsep, serta menumbuhkan ketrampilan investigasi dan penyelesaian masalah.
Lingkungan belajar seperti ini tercermin pada asesmen yang Anda buat yang dapat mencakup berbagai macam aspek dari belajar. Misalnya, dalam bentuk porto folio. Anda juga mengembangkan asesmen dengan kriteria yang jelas serta terbuka/transparan. Jangan lupa asesmen seperti ini mesti mendorong siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri. Sebaiknya, soal-soal tes baik formatif maupun sumatif bukan menggunakan bahasa teks dari buku ajar.
Lingkungan seperti ini dapat terwujud jika Anda sebagai guru mendukung siswa terlibat dengan pengetahuan konteporer dan pengetahuan praktis di lapangan. Anda juga membuat rencana yang dapat menciptakan hubungan antara siswa dengan komunitas sekitarnya. Dalam konteks aliran panas dalam air Anda dapat mengajak siswa mempelajari cara kerja pemanas air bertenaga matahari, yang saat ini banyak dipasang di rumah-rumah orang kaya.
Pendekatan pembelajaran adalah cara untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode dan teknik yang tepat sehingga diperoleh hasil belajar yang akurat dan dipercaya.
Dalam Quantum Teaching dikenal pendekatan TANDUR
- Tumbuhkan minat dengan mengajukan ‘apa manfaatnya bagiku?’
- Alami/ciptakan pengalaman umum yang dimengerti semua siswa
- Namai dengan istilah, konsep, kata kunci, rumus
- Beri kesempatan mereka mendmonstrasikan/menunjukkan pengetahuan yang telah dikonstruksi
- Rayakan atas pencapaian mereka dengan cara mengakui/menghargainya
Jika strategi TANDUR ini digunakan dengan baik maka akan diperoleh Pembelajaran yang membuat siswa (dan guru) aktif, dengan begitu berkembanglah, inovatif, dengan inovatif, siswa terdorong termotivasi berbuat, dan bertindak ke hal-hal yang belum dilakukkan oleh temannya, kreativitas baik siswa maupun guru, sehingga proses situ berjalan dengan Efektif, dan akhirnya menyenangkan bagi semua (Pakem). Saat ini, PAKEM dikenal sebagai pendekatan pembelajaran yang paling dianjurkan. PAKEM ini mempunyai padanan dalam bahasa Inggris active joyful effective learning (AJEL)
Dalam Quantum Teaching disebutkan bahwa pembelajaran itu yang dapat mendorong siswa belajar dengan baik itu menggunakan asas seperti yang disajian pada Gambar 5.1.3.
Sungguh menyenangkan pembelajaran IPA yang baru saja diikuti para siswa Anda.
Selanjutnya jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada pernyataan a, b, atau c yang dinggap benar !
a. Anda perlu merancang pembelajaran yang memberi kesempatan siswa melakukan sendiri aktivitas penemuan IPA
b. Anda cukup mengandalkan ilustrasi yang disajikan dalam buku ajar IPA
c. Aktivitas tidak diperlukan karena Ujian nasional tidak pernah mengungkap pengalaman IPA siswa 1c
a. Anda perlu mengungkapnya di awal pembelajran
b. Anda perlu mengungkapnya di tengah pembelajaran
c. Anda perlu mengungkapnya sekali-kali saja 2c
a. Anda menjelaskan semua konsep tanpa mempedulikannya
b. Anda merasa tidak perlu memperbaikinya
c. Anda perlu melakukan usaha untuk memberbaikinya 3c
a. Setiap kali membicarakan suatu topik, Anda mengajak siswa untuk mengenali mana yang konsep, mana yang fakta, dan apa lambangnya
b. Anda hanya menekankan kosepnya saja
c. Anda menekankan penerapannya saja 4a
a. dalam pembelajaran Anda menjelaskan konsep-konsep IPA saja
b. dalam pembelajaran IPA Anda mengadakan praktikum IPA
c. dalam pembelajaran IPA , Anda melatih siswa mengikuti apa yang dilakukan para ilmuwan 5a
a. Anda sebagai guru IPA menghargai pekerjaan siswa walaupun banyak yang keliru
b. Mengapresiasi konsepsi siswa tentang konsep-konsep IPA yang akan dipelajari
c. Anda melaksanakan sesuai dengan yang telah dirancang sebelumnya 6c
a. Anda menyuruh siswa secara terus-menerus agar rajin belajar
b. Menjelaskan bahwa siswa mempunyai tanggung jawab untuk belajar
c. Melatih siswa berkolaboratif 7a
a. Anda, sebagai guru yang menggunakan satu strategi yang jitu
b.. Pengajaran Anda didasarkan pada pengalaman serta pengetahuan awal siswa.
c. Anda merasa ida berwenang merancang pembelajran IPA yang didasarkan atas keinginnan sisw 8b
a. Anda akan mengajar dalam tradisi behavioris
b. Anda akan mengajar dalam tradisi konstruktivis
c. Ada akan mengajar dalam tradisi informastion proccessing 9a
10. Jika Anda menerapkan strategi PAKEM maka secara implisit Anda menerapkan
a. Tradisi konstruktivis
b. Tradisi behavioris
c. Tradisi developmental
Sering Kadang-kadang Jarang
1 Rapi dan teratur
2 Berbicara dengan cepat
3 Pengatur dan peencana jangkan panjang yang baik
4 Pengeja kata yang baik
5 Lebih mudah mengingat yang didengar daripada yang dilihat
6 Menghapal dengan asosiasi visual (misal: gunung dengn segitiga)
7 Sulit menerima penjelasan yang disampaikan secara lisan
8 Lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan
9 Sring membuat corat-coret selama menelpon
10 Lebih suka melakukan daripada “berpidato”
11 Lebih menyenangi lukisan dari pada musik
12 Anda tahu apa yang harus dikatakan tetapi sukat menemukan kata yang tepat
Sub total
X 2 X 1 X 0
Total= ………. ………. + …………… + …………
1 Sering berbicara dengan diri sendiri sembari bekerja
2 Mudah terganggu oleh keributan kecil
3 Jika membaca sambil menggerakkan bibir
4 Lebih suka membaca keras-keras dan mendengarkan
5 Pandai bercerita secara lisan tetapi sulit jika mau menuliskannya
6 Berbicara dengan berirama
7 Seorang pembicara yang fasih
8 Lebih menyuki seni daripada musik
9 Mudah ingat ang didengar dari pada yangdilihat
10 Senang berbicara panjang-lebar daripada melakukan sesuatu
11 Lebih baik mengeja daripada menuliskan
12 Senang mengulang dan menirukan yang diucapkan orang
Sub total
X 2 X 1 X 0
Total=…….. ………. + …………. + ………….
1 Sering berbicara dengan lambat
2 Sering menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian
3 Berdiri sedekat mungkin pada saat berbicara dengan orang lain
4 Beroinetasi pada fisik dan gerak
5 Lebih suka belajar melalui aktivitas fisik daripada membaca atau mendengarkan
6 Lebih sering menghapalkan sesuatu sambil berjalan-jalan
7 Pada saat membaca sering menggunakan jari sebagai penunjuk
8 Bnyak menggunakan isyarat-isyarat tubuh
9 Tidak dapat duduk tenang dalam waktu yang lama
10 Lebih sering membuat keputusan berdasarkan perasaan
11 Ketika mendengarkan sesuatu sambile mengetuk-ngetuk jari, pena dsb
12 Menyediakan waktu untuk berolahraga atau aktivitas fisik yang lain
Sub total
X 2 X 1 X 0
Total= ……… ……….. + …………… + …………
Apa yang dapat Anda lakukan di kelas. Untuk memenuhi ketiga gaya belajar para siswa Anda, sebaiknya dalam setiap pertemuan diusahan menggunakan tiga jenis sajian sekaligus. Anda sediakan peta konsep, diagram, grafik yang jelas (bagi siswa visual). Anda sajikan secara verbal dengan ucapan-ucapan yang berirama (bagi siswa auditorial). Dan, Anda mendemonstarsikan atau mengajar siswa meleakukan sesuatu (bagi siswa kinestetis).
Mari kita simak contoh berikut ini.
Topik: magnet tetap
Alat/perlengkapan: Magnet batang (2 bt),dan benang.
Konsep: Kutub magnet
Sajian:
1. Bagi siswa visual
Pendek kata, setiap kali menyampaiakan penjelasan kepada siswa, sebaknya tiga moda itu sekaligus digunakan, agar setiap siswa dapat menyerap informasi/penjelasan yang Anda berikan lewat gaya belajar masing-masing.
Latihan Unit 5 Subunit 2
Buatlah sajian yang mengakomodasi tiga gaya belajar siswa
1. Topik air
2. Topik polusi
3. Topik tanah
4. Jarring-jaring kehidupan
5. Topik hewan peliharaan
Pengertian
Menurut Novak, konsep yang baru diperoleh dengan cara menemukan (discovery) seperti yang dilakukan balita, atau dari belajar seperti yang dilakukan para siswa di sekolah. Namun, sebagaian siswa belajar konsep di sekolah itu ‘hanya’ menghapalkan definisinya dan atau mengingat penggunaannya untuk menyelesaikan soal. Mereka tidak menangkap makna pengertian yang terkandung dalam definisi tersebut.
Suatu peta konsep tediri atas beberapa konsep dan garis-garis yang menunjukkan sifat hubungan antar konsep itu. Berikut disajikan peta konsep tetang bunyi.
Sejak dicetuskan, 1983, hingga kini peta konsep telah diterapkan diberbagai hal.
Peta konsep dapat dipakai untuk mengumpulkan gagasan baru melalui curah pendapat dalam diskusi kelompok terarah (Focus group discussion). Fasilitator membantu menggali gagasan peserta dan sekaligus menuangkannya ke dalam peta konsep yang dibentangkan di layer depan. Setiap kali muncul usulan dari peserta, usulan tersebut langsung diintegrasikan pada peta konsep yang telah terbentuk. Akhir dari gugah pendapat diperoleh gaggasan yang lebih padu dan menyeluruh karena tergambar hubungan antara gagasan yang satu dengan gagasan yang lain.
Peta konsep juga telah digunakan untuk menggali miskonsepsi siswa. Leo Sutrisno (1990) menggunakan peta konsep untuk mengungkap konsepsi alternative siswa tentang topic bunyi. Lihat Unit 3.
Peta konsep juga digunakan untuk membantu meningkatkan pemahaman seseorang tentang sesuatu yang disajikan lewat tulisan. Bobby dePorter dalam Quantum Learningnya membuat tutuntan menggunakan peta konsep untuk membuat catatan dan untuk membuat tulisan.
Ada tiga hal yang dimiliki peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu bagian dari asesmen. Pertama, peta konsep dapat menampilkan tugas yang khas yang tidak dimiliki oleh alat-alat lain, yaitu membangun suatu hubungan antar konsep yang ada di dalam materi tertentu secara konprehensip.. Kedua Ketiga, peta konsep juga memiliki sisten scoring. Sistem scoring dapat didasarkan daftar konsep yang sebaiknya harus ada, dan daftar label hubungan antar konsep yang harus dibuat. Karena itu, memang benar peta konsep dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan asesmen.
Latihan Unit 5 Subunit 3
1. Buatlah peta konsep tentang cahaya
Rambu-rambu: Sumber cahaya, perambatan cahaya, alat-alat yang munggunakan cahaya
2. Buatlah peta konsep tentang panas
Rambu-rambu: pengertian panas, suhu, aliran panas, alat-alat yang bekerja dengan panas
3. Buatlah peta konsep tentang air
Rambu-rambu: sumber air, aliran air, unsure-unsur air, hujan, banjir,
B. Berilah label-label yang pada garis-garis yang belum berlabel pada peta konsep
ini.
Prinsip-prinsip pembelajaran yang menyenangkan
Prinsip-prinsip pembelajaran IPA SD
Selanjutnya, jika Anda akan mengembangkan IPA sebagai prosedur, Anda memasuki bidang yang disebut prosedur ilmiah. Anda masuk pada sebagai ruang dari metode penelitian. Anda perlu mengenalkan cara-cara mengumpulkan data, cara menyajikan data, cara mengolah data, serta cara-cara menarik kesimpulan. Anda dapat mempelajari topik ini pada mata kuliah penelitian.
1. Lingkungan belajar mendukung dan produktif.
2. Lingkungan belajar menumbuhkan peningkatan kemandirian, kolaboratif, dan motivasi diri.
3. Kebutuhan siswa, perspektif siswa, minat siswa tercermin dalam program belajar.
4. Siswa ditantang dan didukung agar mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
5. Asesmen merupakan bagian integral dari pembelajaran
6. Dan, yang terakhir, belajar menghubungkan siswa dengan masyarakat dan prakttik yang berada jauh di luar kelas.
Latihan 2 Unit 5 subunit 1: apakah pengembangan pembelajaran IPA SD yang Anda ikuti ini mengakomodasi lingkungan belajar no 3?
Rambu-rambu: lingkungan belajar yang mengapresiasi kebutuhan dan minat siswa merupakan salah satu cirri dari pembelajran IPA dalam tradisi konstruktivisme. Jika pembelajaran yang Anda lakukan telah bernuansa konstruktivisme maka tentu lingkungan belajar no 3 terlah dikembangkan.
Pendekatan pembelajaran
Anda, pertama-tama menyelami dunia para siswa, dengan menggunakan bahasa mereka, cara berpikir mereka, pengalaman mereka serta pengetahuan mereka. Dengan cara yang bagaimana? Anda dapat mengkaitkan bahan yang akan diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang mereka peroleh di rumuah, di perjalanan, dalam kesenian, saat rekreasi, saat nonton tv, saat mendengarkan musik, atau saat-saat santai besama kawan-kawannya. Setelah kaitan itu terbentuk, Anda dapat membawa mereka ke dunia Anda.
1. Jika Anda menerima prinsip “ pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik secara inderawi maupun noninderawi”.
2. Jika Anda menerima prinsisp bahwa pengetahuan yang diperoleh ini tidak pernah terlihat secara langsung, karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran
3. Jika Anda menerima prinsip yang menyatakan bahwa pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan.
4. Jika Anda meerima prinsip yang menyatakan bahwa dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan konsep yang lain.
5. Jika Anda menerima prinsip yang mengakui bahwa IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur.
6. Jika Anda akan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan produktif. Berarti:
7. Jika Anda akan menciptakan lingkungan belajar yang menumbuhkan peningkatan kemandirian, kolaboratif, dan motivasi diri. Maka:
8. Jika Anda menerima pendapat bahwa kebutuhan siswa, perspektif siswa, minat siswa tercermin dalam program belajar.
9. Jika Anda menyetujui bahwa siswa hendaknya ditantang dan didukung agar mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Gaya belajar
Tabel .1 Gaya belajar Visual
Visual
Tabel.2 Gaya belajar Auditorial
Auditorial Sering Kadang-kadang Jarang
Tabel .3 Gaya belajar Kinestetis
Kinestetis Sering Kadang-kadang Jarang
Sajian dengan memperhatikan gaya belajar
Gambar ini dapat Anda tempelkan di papan tulis, atau dipoto kopi dan dibagikan kepada setiap siswa. Tentu, agar hemat, sebelum difotocopy diperkecil dahulu sehingga dalam satu halaman dapat beberapa gambar.
Peta konsep
Penggunaan
Sejak diusulkan, sudah sekitar 150 penelitian tentang pengaruh peta konsep pada hasil belajar. Hasil meta analysis Horton (1993) menunjukkan bahwa effect Size penggunaan peta konsep ini pada hasil belajar adalah 0.46.
Peta konsep untuk asesmen
Kini muncul pemikiran penggunaan peta konsep sebagai salah satu alat asesmen. Istilah asesmen digunakan sebagai pengganti ulangan atau ujian karena ada anggapan untuk menilai pengetahuan dan ketrampilan siswa secara individual memerlukan intergrasi dari banyak informasi. Konsep map dapat digunakan sebagai salah satu informasi untuk asesmen itu.
Latihan: Perhatikan peta konsep di bawah ini, kemudian sesui petunjuk yang tersedia!
1. Suatu peta konsep tediri atas beberapa konsep dan garis-garis yang menunjukkan sifat hubungan antar konsep itu.
A. Tunjukkan paling sedikit 10 konsep yang tercakup pada bahan ajar bunyi!
Rabu, 24 Oktober 2012
PAKEM (Pembelajaran Sains Di SD)
PAKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya mempertanyakan dan mengemukakan gagasan.
Active learning
Proses belajar dapat dikatakan active learning dengan mengandung
1. Komitmen
Berarti materi, metode dan strategi pembelajaran bermanfaat untuk siswa, sesuai dengan kebutuhan siswa dan bersifat pribadi
2. Tanggung jawab
Merupakan suatu proses belajar yang memberi wewenang pada siswa untuk kritis, guru lebih banyak mendengar daripada berbicara, menghormati ide-ide siswa, memberi pilihan dan memberi kesempatan pada siswa untuk memutuskan sendiri
3. Motivasi
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, dengan lebih mengembangkan motivasi intrinsik siswa agar [proses belajar yang ditekuninya muncul berdasarkan, minat dan inisiatif siswa, bukan karena dorongan lingkungan atau orang lain. Motivasi belajar siswa akan meningkat karena ditunjang oleh pendekatan belajar yang dilakukan guru lebih dipusatkan pada siswa , guru tidak hanya menyuapi dan menunangkan dalam ember, tetapi menghidupkan api yang menerangi sekelilingnya, dan bersikap positif kepada siswa.
Active learning bisa dibangun oleh seorang guru yang gembira, tekun, dan setia pada tugasnya, bertanggung jawab, motivator yang bijak, berpikir positif, terbuka pada ide baru dan saran dari siswa atau orang tuanya/masyarakat, tiap hari energinya untuk siswa supaya belajar kreatif, selalu membimbing, seorang pendengar yang baik, memahami kebutuhan siswa secara individual, dan mengikuti perkembangan pengetahuan.
Pembelajaran kreatif
Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajikan, melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistik lainnya
1. Aktif
Pembelajran model ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya dan mengamati pengaruh dari manipulasi obyek-obyek tersebut. Dalam hal ini guru pun terlibat secara aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran
2. Kreatif
Ciri kedua pembelajaran model ini adalah kreatif. Maksudnya pembelajarannya membangun kreatifitas peserta didik dalam berinteraksi dengan blingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam mengahadaapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, guru pun dituntut untuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran model pakem ini.
3. Efektif
Ciri ketiga pembelajaran model ini adalah efektif. Maksudnya, dengan pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran, yang pada gilirannya dapat meninmgkatkan kualitas hasil belajar peserta didik.
4. Menyenangkan
Ciri keempat pembelajaran model ini adalah menyenangkan. Maksudnya pembelajaran model pakem dirancang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dalam kaitan ini, Rose and Nicholl (2003) menyatakan bahwa pembelajaran yang menyenangkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Menciptakan lingkungan tanpa stress
2. Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan
3. Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif
4. Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan.
5. Menantang peserta didik untuk dapat berpikira jauh kedepan dan mengekspresikan apa yang sedang dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar.
6. Mengkonsolidasikan bahan yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang relaks.
Agar pembelajaran dapat menyenangkan dan efektif perlu melibatkan pembelajaran multi-indera (Lihat Hernowo, 2005):
1. Dengan membaca dan memvisualisasikan bahan ajar….berarti Anda telah melihat_____Visual
2. Dengan memberi fakta kunci keras-keras, mengajukan pertanyaan, dan menjawabnya…berarti Anda telah mendengarnya ____Auditorial
3. Dengan menuliskan poko masalah pada kartu dan menyusunya dalam urutan logis…berarti Anda telah melakukannya-à Kinestetik/Fisik.
Manfaat PAKEM
Manfaat bagi anak : belajar lebih efektif/mendalam, anak lebih kritis dan kreatif, suasana dan pengalaman belajar bervariasi, meningkatkan kematangan emosional/sosial, produktivitas siswa tinggi, siap menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan, berbasis lingkungan. Metode ini mampu melibatkan siswa secaran langsung dengan berbagai pengenalan terhadap lingkungan. Dengan demikian selama dalam proses pembelajaran akan mengajak siswa lebih aktif, inovatif, kreatif, dan menyenagkan.
Selasa, 23 Oktober 2012
Hakekat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsipsaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan.
Asy’ari, Muslichah (2006: 22) menyatakan bahwa ketrampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi ketrampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variable, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis data. Poedjiati (2005:78) menyebutkan bahwa ketrampilan dasar dalam pendekatan proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA di SD meliputi ketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru.
Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu. Dengan demikian, pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan alam di sekitarnya. Setelah melakukan investigasi akan terungkap fakta atau diperoleh data. Data yang diperoleh dari kegiatan investigasi tersebut perlu digeneralisir agar siswa memiliki pemahaman konsep yang baik. Untuk itu siswa perlu di bimbing berpikir secara induktif. Selain itu, pada beberapa konsep IPA yang dilakukan, siswa perlu memverifikasi dan menerapkan suatu hukum atau prinsip. Sehingga siswa juga perlu dibimbing berpikir secara deduktif. Kegiatan belajar IPA seperti ini, dapat menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi beberapa aspek yaitu faktual, keseimbangan antara proses dan produk, keaktifan dalam proses penemuan, berfikir induktif dan deduktif, serta pengembangan sikap ilmiah.
Pelaksanaan pembelajaran IPA seperti diatas dipengaruhi oleh tujuan apa yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD telah dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di Indonesia. Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum KTSP selain dirumuskan tentang tujuan pembelajaran IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan arah pengembangan pembelajaran IPA untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sehingga setiap kegiatan pendidikan formal di SD harus mengacu pada kurikulum tersebut.
Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam Kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.
Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2011/05/hakekat-pembelajaran-ipa-di-sekolah.html#ixzz2A98y73Iu
Asy’ari, Muslichah (2006: 22) menyatakan bahwa ketrampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi ketrampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variable, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis data. Poedjiati (2005:78) menyebutkan bahwa ketrampilan dasar dalam pendekatan proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA di SD meliputi ketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru.
Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu. Dengan demikian, pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan alam di sekitarnya. Setelah melakukan investigasi akan terungkap fakta atau diperoleh data. Data yang diperoleh dari kegiatan investigasi tersebut perlu digeneralisir agar siswa memiliki pemahaman konsep yang baik. Untuk itu siswa perlu di bimbing berpikir secara induktif. Selain itu, pada beberapa konsep IPA yang dilakukan, siswa perlu memverifikasi dan menerapkan suatu hukum atau prinsip. Sehingga siswa juga perlu dibimbing berpikir secara deduktif. Kegiatan belajar IPA seperti ini, dapat menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi beberapa aspek yaitu faktual, keseimbangan antara proses dan produk, keaktifan dalam proses penemuan, berfikir induktif dan deduktif, serta pengembangan sikap ilmiah.
Pelaksanaan pembelajaran IPA seperti diatas dipengaruhi oleh tujuan apa yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD telah dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di Indonesia. Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum KTSP selain dirumuskan tentang tujuan pembelajaran IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan arah pengembangan pembelajaran IPA untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sehingga setiap kegiatan pendidikan formal di SD harus mengacu pada kurikulum tersebut.
Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam Kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.
Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2011/05/hakekat-pembelajaran-ipa-di-sekolah.html#ixzz2A98y73Iu
RANGKUMAN MATERI IPA UN SD TAHUN 2012
1. Ciri-ciri khusus pada hewan dan tumbuhan
a. Hewan1) Kaki berselaput pada bebek
2) Alat pendeteksi benda (ekolokasi) pada kelelawar.
3) Penglihatan yang tajam pada burung hantu
4) Kaki berperekat pada cicak dan tokek
5) Lidah panjang, lengket pada bunglon dan landak semut
6) Punuk dan bantalan kaki pada unta
7) Kaki dan leher panjang pada bangau dll
b. Tumbuhan
1) Rongga-rongga udara pada teratai
2) Batang penyimpan air pada kaktus
3) Bau busuk bunga Raflesia (bunga bangkai)
4) Alat penangkap serangga pada tumbuhan kantung semar dan venus
5) Daun lebar pada talas
2. Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya:
a. Herbivora, hewan pemakan tumbuhan
b. Karnivora, hewan pemakan daging
c. Omnivora, hewan pemakan daging dan tumbuhan
d. Insektivora, hewan pemakan serangga
3. Cara perkembangbiakan hewan
a. Membelah diri, contohnya Amuba
b. Konjugasi, contohnya cacing, paramaecium
c. Tunas, contohnya Hydra
d. Fragmentasi, contohnya planaria
e. Bertelur, contohnya burung
f. Beranak, contohnya kucing
g. Bertelur dan beranak, contohnya ular, kadal
4. a. Cara perkembangbiakan vegetatif alami pada tumbuhan:
a. Membelah diri, contohnya pada ganggang hijau
b. Tunas, contohnya pada pisang, bambu
c. Umbi lapis, contohnya pada bawang
d. Umbi akar, contohnya pada wortel
e. Umbi batang contohnya pada kentang
f. Geragih, contohnya pada arbei
g. Akar tinggal (rizoma), contohnya pada jahe, kunyit
b. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan berbunga melalui penyerbukan.
Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari di kepala putik
5. Hewan diciptakan Tuhan untuk dimanfaatkan manusia.
Akan tetapi bila pemanfaatannya berlebihan maka hewan tersebut dapat terancam punah. Oleh karena itu, manusia harus bijaksana dalam memanfaatkan hewan, yaitu dengan cara tidak berlebihan.
a. Manfaat bagian-bagian hewan:
1) Kulit, contohnya pada buaya, harimau, ular
2) Bulu, contohnya pada cenderawasih, merak
3) Cula, contohnya pada badak
4) Gading, contohnya pada gajah
5) Tempurung, contohnya pada penyu, kurakura
b. Manfaat bagian-bagian tumbuhan:
1) Akar, contohnya: ketela, wortel, singkong sebagai sumber bahan makanan
2) Batang, contohnya: kentang , sagu, tebu sebagai sumber bahan makanan
3) Daun, contohnya: bayam, kangkung sebagai sumber sayuran
4) Buah, contohnya: mangga, cabai, terung sebagai sumber buah dan sayur
5) Bunga, contohnya: cengkeh, kenanga sebagai bahan industri rokok dan kosmetik
6) Kayu, contohnya: jati, cendana, sebagai bahan rumah dan meubel
7) Getah, contohnya: karet, pinus, sebagai bahan pembuat karet dan cat
6. Usaha-usaha pelestarian sumber daya alam:
a. Mendirikan cagar alam, yaitu daerah perlindungan hayati yang meliputi hewan dan tumbuhan didalamnya yang mulai langka
b. Mendirikan suaka margasatwa, yaitu daerah yang melindungi hewan-hewan langka
c. Mendirikan tempat penangkaran, yaitu tempat untuk membudidayakan jenis hewan dan tumbuhan langka
7. Rantai makanan
Rantai makanan adalah hubungan atau peristiwa makan dimakan antara makhluk jidup dalam urutan
tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen dan ada yang
berperan sebagai konsumen.
Produsen meliputi tumbuhan atau bagian tumbuhan yang merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup lain.
Konsumen merupakan makhluk hidup yang mendapatkan makanan dari produsen atau makhluk hidup lainnya.
8. Hubungan dua makhluk hidup yang tidak sejenis disebut Simbiosis.
Jenis-jenis simbiosis:
a. Simbiosis Mutualisme yaitu hubungan dua makhluk yang saling menguntungkan.
Contohnya:
jalak dengan kerbau
bunga dengan kupu-kupu/lebah
anemon laut dengan ikan badut
bakteri E. Coli dengan manusia
b. Simbiosis Komensalisme yaitu hubungan dua makhluk yang satu untung sedangkan lainnya tidak dirugikan.
Contohnya:
pohon besar dengan anggrek merpati
pohon bnesar dengan tanaman sirih
ikan hiu dengan ikan remora
lumut dengan pohon
c. Simbiosis Parasitisme yaitu hubungan dua makhluk yang satu untung sedangkan yang lainnya dirugikan
Contohnya:
Pohon dengan bunga raflesia
Pohon dengan benalu/pasilan
Tanaman dengan tumbuhan tali putri
Tanaman dengan ulat
9. Kedudukan makhluk hidup dalam sebuah ekosistem
Tumbuhan sebagai Produsen
Konsumen tingkat I sebagai Herbivora
Konsumen tinkat II sebagai Karnivora I
Konsumen tingkat III sebagai karnivora II
10. a. Bentuk penyesuaian kaktus yang hidup didaerah kering:
1) Mengubah bentuk daunnya menjadi duri
2) Batangnya berdaging dan berkulit tebal sehingga dapat menyimpan air
3) Akarnya memanjang kebawah tanah untuk mendapatkan air
b. Bentuk penyesuaian tumbuhan teratai yang hidup di air:
1) Mempunyai daun yang lebar dan tipis
2) Batangnya berongga
11. Bagian-bagian tumbuhan:
a. Akar berfungsi menyerap air dan zat hara dari dalam tanah
b. Batang berfungsi mengangkut air dan zat hara dari akar ke daun
c. Daun berfungsi sebagai tempat untuk mengolah makanan (fotosintesis)
d. Buah berfungsi menyimpan cadangan makanan
e. biji berfungsi untuk menghasilkan tumbuhan baru
12. Peran zat gizi pada makanan:
a. Karbohidrat sebagai sumber tenaga
b. Protein untuk pertumbuhan
c. Lemak untuk mengatur suhu tubuh, cadangan tenaga
d. Mineral untuk pertahanan tubuh
e. Vitamin untuk perlindungan tubuh
f. Air untuk pelarut makanan
13. Upaya pencegahan penyakit:
a. Makan secara teratur agar tidak sakit mag
b. Mengkonsumsi sayur agar tidak sembelit
c. Mengkonsumsi zat mineral antara lain:
* Zat besi, untuk mencegah anemia
* Zat Yodium, untuk mencegah gondok
* Fosfor, untuk pembentukan tulang dan sel tubuh
* Kalsium, untuk pembentukan tulang dan gigi
* Sulfur, untuk pertumbuhan rambut dan kuku
* Fluor, untuk menguatkan gigi
d. Mengkonsumsi vitamin antara lain:
* Vitamin A, mencegah rabun ayam
* Vitamin B, mencegah beri-beri, anemia
* Vitamin C, mencegah sariawan (scorbut)
* Vitamin D, mencegah rakhitis
* Vitamin E, mencegah kemandulan
* Vitamin K, membantu pembekuan darah
14. Jenis-jenis perubahan wujud:
a. Cair menjadi padat = membeku (es)
b. Padat menjadi cair = mencair/meleleh (es mencair)
c. Cair menjadi gas = menguap (uap air)
d. Gas menjadi cair = mengembun (embun)
e. Padat menjadi gas = menyublim (kapur barus)
f. Gas menjadi padat = desposisi (jelaga)
15. Pengaruh suhu terhadap benda:
a. Benda apabila dipanaskan akan memuai
b. Benda apabila didinginkan akan menyusut
Contoh:
pemuaian dan penyusutan pada rel kereta api dan kabel listrik
gelas pecah ketika dimasuki air panas
16. Bentuk-bentuk energi:
a. Energi panas contohnya: matahari, geothermal
b. Energi gerak (kinetik) contohnya: arus air dan angin
c. Energi bunyi contohnya guntur, bom
d. Energi kimia contohnya; baterai, accu
e. Energi listrik contohnya sumber listrik
f. Energi nuklir
17. Cara menghemat energi listrik:
a. Mematikan alat listrik jika tidak diperlukan
b. Gunakan Air Conditioner (AC) sesuai keperluan
c. Kulkas jangan sering terbuka atau kosong
d. Menyetrika baju sekaligus jangan sedikit-sedikit
e. Mencuci baju dengan mesin cuci sekaligus
18. Jenis-jenis perubahan energi listrik:
a. Energi listrik menjadi panas
contoh; rice cooker, magig jar, solder, setrika
b. Energi listrik menjadi gerak
contoh; bor listrk, mixer, blender, kipas angin
c. Energi listrik menjadi bunyi
contoh; radio, tape, bel listrik
d. Energi listrik menjadi cahaya
contoh; lampu, televisi
e. Energi listrik menjadi magnet
contoh; elektromagnet
g. Energi listrik menjadi kimia
contoh; penyetruman accu dan baterai
19 Jenis-jenis energi alternatif:
a. Matahari
b. Air terjun
c. Angin
d. Gelombang air laut
e. Nuklir
f. Geothermal (panas bumi)
20. a. Gaya adalah suatu tarikan dan dorongan yang dapat mempengaruhi benda
Jenis-jenis gaya:
1) Gaya gravitasi
contoh; benda jatuh
2) Gaya pegas
contoh; per, karet, ketapel, busur panah
3) Gaya gesek
contoh; rem
4) Gaya magnet
contoh; magnet, elektromagnet
5) Gaya listrik
contoh; arus listrik
b. Sifat-sifat gaya:
1) Menyebabkan benda bergerak
2) Menyebabkan benda berubah bentuk
3) Menyebabkan benda berubah arah
4) Menyebabkan benda berpindah tempat
21. Pesawat sederhana adalah alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia
22. Jenis-jenis pesawat sederhana:
a. Pengungkit/Tuas
Berdasarkan letak titik tumpu, kuasa, dan beban dibagi 3 jenis yaitu:
1) Pengungkit jenis 1, (Kuasa-Tumpu-Beban)
contoh; gunting, tang, kakaktua (pencabut paku)
2) Pengungkit jenis 2, (Tumpu-Beban-Kuasa)
Contoh; pemecah kemiri, pembuka tutup botol gerobak dorong
3) Pengungkit jenis 3, (Beban-Kuasa-Tumpu)
contoh; pinset, sekop, lengan tangan saat mengangkat benda
b. Bidang miring
contoh; kapak, pisau, sekrup, eskalator, baji
c. Katrol
contoh; katrol pada timba, katrol peda mobil derek
d. Roda poros
contoh; as pada roda sepeda, bantalan peluru
23. Sifat-sifat cahaya:
a. Merambat lurus
b. Dapat dipantulkan
c. Dapat dibiaskan
d. Dapat diuraikan
24. Macam-macam sumber daya alam:
a. Dapat diperbarui
a) Tumbuhan
b) Air
c) Hewan
d) Tanah
b. Tidak dapat diperbarui
1) Minyak bumi
2) Batu bara
3) Mineral logam ( besi , emas, tembaga, timah)
4) Mineral non logam (batu mulia, belerang, kuarsa, kaolin)
25. Pemanfaatan sumber daya alam:
a. Sumber bahan makanan (tumbuhan dan hewan)
b. Perhiasan (emas, perak, batu mulia)
c. Obat-obatan (belerang)
d. Bahan bakar (minyak bumi dan batu bara)
e. Bahan membuat kaca (kuarsa)
f. Bahan membuat keramik (kaolin)
g. Bahan bangunan (batu kapur, kayu)
26. Upaya pelestarian sumber daya alam:
a. Penghematan pemanfaatan sumber daya alam
b. Reboisasi
c. Tebang pilih dan tebang tanam
d. Mencegah perburuan liar
e. Membuat terasiring
f. Mengolah tanah
g. Mencari energi alternatif
27. Gerakan Bumi:
a. Rotasi bumi yaitu perputaran bumi pada porosnya
Akibatnya:
1) Gerak semu harian matahari
2) Terjadinya siang dan malam
3) Perbedaan daerah waktu
4) Angin darat dan angin laut
b. Revolusi bumi yaitu perputaran bumi mengelilingi matahari
Akibatnya :
1) Gerak semu tahunan matahari
2) Pergantian musim
3) Perbedaan lamanya siang dan malam
3) Perubahan rasi bintang
28. Macam-macam gerhana:
a. Gerhana matahari
adalah peristiwa terhalangnya sinar matahari yang menuju bumi oleh bulan
Macam-macam gerhana matahari:
1) Gerhana matahari total yaitu permukaan bumi terkena bayangan umbra
2) Gerhana matahari sebagian (parsial) yaitu ketika bumi berada pada bayangan penumbra bulan
3) Gerhana matahari cincin yaitu ketika permukaan bumi terkena bayangan inti bulan dan bulan berada pada titik terjauh dari bumi
Gerhana matahari total
Daerah bumi yang terkena bayangan umbra akan mengalami gerhana matahari total
Gerhana matahari sebagian (parsial)
Sedangkan daerah bumi yang terkena bayangan penumbra akan mengalami gerhana matahari
sebagian (parsial)
Gerhana matahari cincin
terjadi bila kerucut bayangan umbra bulan tidak sampai ke permukaan bumi
b. Gerhana Bulan
Adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari yang menuju bulan oleh Bumi.
Macam gerhana bulan
1) Gerhana Bulan total.
Ketika bulan berada pada daerah bayangan umbra (inti) bumi
2) Gerhana bulan sebagian (parsial)
Ketika bulan masuk ke dalam bayangan penumbra bumi hanya sebagian
Sabtu, 20 Oktober 2012
Struktur Sel
STRUKTUR SEL
Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop. Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma
Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula).
ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma)
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein). Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah: Protein - Lipid - Protein Trilaminer Layer Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton). Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall). Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan
Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain
Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
2. Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Organel Sel tersebut antara lain : a. Retikulum Endoplasma (RE.)
http://www.biologi.blogsome.com
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis RE yaitu : • RE. Granuler (Rough E.R) • RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
b. Ribosom (Ergastoplasma) Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel
http://www.biologi.blogsome.com
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron c. Miitokondria (The Power House) Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran. Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Kristal
http://emplooyees.cbsju.edu
Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".
d. Lisosom Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzimnya itu bernama Lisozym.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom) Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.
http://www.biologi.blogsome.com
Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
J. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu : 1. Lekoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan), terdiri dari: • Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak). • Proteoplas (untuk menyimpan protein). 2. Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
http://www.biyolojidunyasi.net
http://www.upload.wikimedia.org 3. Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya : • Karotin (kuning) • Fikodanin (biru) • Fikosantin (kuning) • Fikoeritrin (merah) h. Vakuola (RonggaSel) Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas
vakuola
http://www.images.google.co.id
Vakuola berisi : • garam-garam organik • glikosida • tanin (zat penyamak) • minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe) • alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain) • enzim • butir-butir pati Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil. i. Mikrotubulus Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel". Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
j. Mikrofilamen Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel. k. Peroksisom (Badan Mikro) Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
http://www.biologi.blogsome.com
3. Inti Sel (Nukleus) Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu : • Selapue Inti (Karioteka) • Nukleoplasma (Kariolimfa) • Kromatin / Kromosom • Nukleolus(anak inti).
http://www.biologi.blogsome.com
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu : • Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang biru.
http://www.upload.wikimedia.org
• Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
Dari : DEWI MA’RUFAH H0106006
Pendekatan dan Metode Pembelajaran SAINS
pendekatan dan metode pembelajaran sains
A. pengertian metode pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi,menginsipi rasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan,langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung. Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti- ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran. Bungkus dari penerapan pendekatan, metode, dan teknik pembelajarantersebut dinamakan model pembelajaran.
Sebagai ilustrasi, saat ini banyak remaja putri menggunakan model celana Jablai yangterinspirasi dari lagu dangdut dan film Jablai. Sebagai sebuah model, celana jablai berbeda dengan celana model lain meskipun dibuat berdasarkan pendekatan, metode, dan teknik yang sama. Perbedaan tersebut terletak pada sajian, bentuk, warna, dan disainnya. Kembali ke pembelajaran, guru dapat berkreasi dengan berbagai model pembelajaran yang khas secara menarik, menyenangkan, dan bermanfaat bagi siswa. Model guru tersebut dapat pula berbeda dengan model guru di sekolah lain meskipun dalam persepsi pendekatan dan metode yang sama.
Oleh karena itu, guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi yang di dalamnya terdapat pendekatan, model, dan teknik secara spesifik. Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa sebenarnya aspek yang juga paling penting dalam keberhasilan pembelajaran adalah penguasaan model pembelajaran.
Umumnya pendektan dan metode yang digunakan dalam sains (IPA) digunakan pula dalam non IPA, seperti ilmu social atau yang lainnya. Pemilihan pendekatan dan metode tentu saja disesuaikan dengan karakteristik materi, situasi dan kondisi peserta didik serta sarana dan prasarana pendidikan yang ada. Perlu diketahui tidak ada pendekatan atau metode yang cocok untuk semua materi, dan didalam pembelajaran suatu materi tertentu dapat saja mengunakan lebih dari satu pendekatan atau metode. Adapun ragam pendekatan dan metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran sains antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut.
B. Pendekatan Pembelajaran
Pedekatan apapun yang digunakan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sains, sudah semestinya mendudukkan siswa sebagai pusat perhatian. Pendekatan yang relevan dengan pembelajaran sains antara lain pendekatan tujuan, pendekatan konsep, pendekatan inkuiri, pendekatan keterampilan proses, Pendekatan STS. Mengingat keterbatasan, dalam tulisan ini hanya dikemukakan pendekatan tujuan.
1. Pendekatan Tujuan
Pendekatan tujuan berorientasi pada tujuan akhir yang akan dicapai. Dengan pendekatan ini berarti semua komponen pembelajaran ditatata dan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pengunaan pendekatan tujuan meminta guru mengetahui dengan jelas tujuan yang harus dicapai siswa setelah selesai pembelajaran. Sebagai contoh , bila dalam tujuan pembelajaran tertera agar mahasiswa dapat merencanakan, melakukan, dan melaporkan praktikum, maka dosen harus merancang pembelajaran sedemikian rupa, sehingga pada akhir pembelajaran mahasiswa harus mencapai tujuan tersebut yakni mampu merencanakan, melaksankan, dan melaporkan praaktikum. Dalam kurikulum formal di Indonesia, pendektan ini digunakan sejak kurikulum 1975. Sebenarnya pendekatan ini bersifat umum, karena ketika dosen merencanakan 3 pendekatan lainnya, pendekatan tersebut juga dirancang tidak lain untuk mencapai tujuan.
C. Metode Pembelajaran
a.) Metode Pembelajaran – Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling umum atau paling banyak digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Metode ceramah merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Wina Sanjaya mendefinisikan “ metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.” (Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 147.)
“ Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.” (Yatim Riyanto, Pengembangan Kurikulum, h. 27.) Berdasarkan pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan metode yang sudah sejak lama digunakan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered).
Pemilihan metode ceramah pada umumnya digunakan karena sudah menjadi kebiasaan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Di samping itu juga, metode ceramah digunakan karena guru biasanya belum puas kalau dalam kegiatan pembalajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga kalau ada guru yang berceramah berarti ada kegiatan pembelajaran dan jika tidak ada guru berarti tidak ada kegiatan pembelajaran.
Ada beberapa alasan yang mengapa metode ceramah sering digunakan, alasan ini merupakan sekaligus menjadi keunggulannya. Keunggulan-keunggulannya adalah:
- Guru mudah menguasai kelas.
- Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
- Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
- Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
- Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. (Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Pembelajaran, h. 97.)
Di samping keunggulan-keunggulan tersebut, metode ceramah juga memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahannya adalah:
- Mudah terjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
- Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar menerimanya.
- Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
- Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali. (Ibid, h. 97.)
”metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.”(Ibid, h. 87.)
Metode diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan siswa suatu permasalahan untuk diselesaikan bersama-sama. Sehingga akan terjadi interaksi antara dua atau lebih siswa untuk saling bertukar pendapat, informasi, maupun pengalaman masing-masing dalam memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Dengan demikian diharapkan tidak akan ada siswa yang pasif.
Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran seperti yang diungkapkan Killen (1998) adalah ” tujuan utama metode ini adalah untuk memecahakan suatau permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengatahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.” (Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 154.)
Metode diskusi sangat tepat digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bekerjasama untuk memecahkan masalah serta melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat secara lisan. Dalam pembelajaran matematika metode diskusi sangat tepat digunakan pada materi-materi yang menantang untuk sama-sama dipecahkan, misalnya materi bangun-bangun geometri, peluang dan konsep bilangan.
Adapun dalam pelaksanaan metode diskusi, guru harus benar-benar mampu mengorganisasikan siswa sehingga diskusi dapat berjalan seperti yang diharapkan. Menurut Bridges (1979) dalam pelaksanaan metode diskusi, guru harus mengatur kondisi yang memungkinkan agar:
- Setiap siswa dapat berbicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya.
- Setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang lain.
- Setiap harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap penting.
- Melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengatahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi. (Ibid, h. 155.)
- Siswa memperoleh kesempatan untuk berpikir.
- Siswa mendapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas.
- Siswa belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya.
- Diskusi dapat menumbuhkan partisipatif aktif dikalangan siswa.
- Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratif, dapat menghargai pendapat orang lain.
- Dengan diskusi, pelajaran menjadi relevan dengan kebutuhan masyarakat. (Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 208.)
- Diskusi terlalu menyerap waktu.
- Pada umumnya siswa tidak terlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik, maka kecenderungannya mereka tidak sanggup berdiskusi.
- Kadang-kadang guru tidak sanggup memahami cara-cara melaksanakan diskusi, maka kecenderungannya diskusi tanya jawab. (Ibid, h. 209.)
”Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.”(Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 94.)
Jadi, metode tanya jawab adalah interaksi dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi verbal, yaitu dengan memberikan siswa pertanyaan untuk dijawab, di samping itu juga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru.
Metode tanya jawab digunakan sebagai sarana untuk menguji penguasaan siswa secara verbal terhadapa materi yang telah dipelajari. Di samping itu, metode jawab memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih memahami pelajaran yang belum dimengerti dengan cara bertanya. Metode tanya jawab sebaiknya digunakan pada materi-materi pelajaran umumnya sulit dimengerti siswa. Dalam hal tersebut guru harus peka mambaca kondidi anak didiknya sebelum memutuskan menggunakan meot tanya jawab.
Keunggulan-keunggulan dari metode tanya jawab adalah:
- Pertanyaan menarik dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
- Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan cara berpikir, termasuk daya ingatan.
- Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. (Ibid, h. 95.)
- Siswa merasa takut, apalagi bila kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
- Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
- Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
- Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa. (Ibid, h. 95.)
”Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.”(Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 152.)
Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa metode demonstrasi digunakan untuk memperagakan tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu terkait dengan materi pelajaran yang dipelajari dengan tujuan menyajikan pelajaran dengan lebih konkrit sehingga materi pelajaran yang disampaikan akan lebih berkesan bagi siswa dan membentuk pemahaman yang mendalam dan sempurna.
Metode demonstrasi dibutuhkan dalam pembelajaran matematika terutama materi-materi yang membutuhkan alat peraga pembelajaran. Ini untuk menanamkan pemahaman yang mendasar dan konstruktif terhadap materi yang dipelajari. Metode demonstrasi sangat tepat digunakan pada materi Bangun-bangun geometri.
Keunggulan-keunggulan metode demontrasi adalah:
- Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati.
- Dapat membimbing murid ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
- Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.
- Dapat mengurangi kesalaham-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas ari hasil pengamatannya.
- Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
- Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi. ( Syaiful Sagala, Konsep dan Makan, h. 211. )
- Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
- Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
- Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain. (Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 91.)
”Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.”(Ibid, h. 85.)
Jadi, bisa disimpulkan bahwa metode tugas dan resitasi adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan tugas tertentu kepada siswa untuk dikerjakan dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam materi pelajaran dan dapat pula mengevaluasi materi yang telah dipelajari. Sehingga siswa akan terangsang untuk belajar aktif baik secara individual maupun kelompok.
Keunggulan-keunggulan metode tugas dan resitasi adalah:
- Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
- Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas sebab dalam strategi ini siswa harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
- Memberikan kebiasaan siswa untuk giat belajar.
- Memberikan tugas siswa untuk sifat yang praktis. ( Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h. 98.)
- Tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan meniru pekerjaan orang lain.
- Karena perbedaan individu, maka tugas apabila diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedangkan sebagian lainnya merasa mudah menyelesaikan tugas tersebut.
- Apabila tugas diberikan, lebih-lebih bila itu sukar dikerjakan, maka ketenangan mental para siswa menjadi terpengaruh. (Ali Pande & Imansyah, Didaktik Metode (Surabaya: Usaha Nasional, 1984), h. 92.)
”Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajar.”(Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 84.)
Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen, siswa diiberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan tentang suatu permasalahan terkait materi yang diberikan. Peran guru sangat penting pada metode eksperimen, khususnya dalam ketelitiandan kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan memaknai kegiatan eksperimen dalam kegiatan pembelajaran.
Pemahaman siswa akan lebih kuat dan mendalam jika siswa diberikan kesempatan untuk mengalami secara langsung dalam suatu proses, analisis dan pengambilan kesimpulan terhadap suatu masalah. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan pada siswa bahwa yang dipelajari merupakan suatu yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Pembelajaran matematika dikatakan ilmu pasti, yang artinya bahwa setiap pernyataan dalam matematika dapat dibuktikan secara analitis dan logis. Mengingst hal tersebut maka metode eksperimen sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi-materi yang membutuhkan keterlibatan siswa secara langsung, misalnya materi Peluang, Konsep bilangan, dan Bangun-bangun geometri.
Keunggulan-keunggulan metode eksperimen adalah:
- Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran dan kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja.
- Dapat mengembangkan sikap untuk studi eksploratis tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmuan.
- Metode ini didukung oleh azas-azas didaktik modern. (Syaiful Sagala, Konsep dan Makna, h. 220-221.)
- Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
- Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
- Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan dan ketabahan.
- Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan dan pengendalian. (Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 85.)
g) Metode Pembelajaran – Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu permasalahan, yang kemudian dicari penyelasainnya dengan dimulai dari mencari data sampai pada kesimpulan. Seperti apa yang ungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain bahwa,
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. (Ibid, h. 91.)
Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam penggunaan metode problem solving mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
- Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
- Mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
- Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
- Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
- Menarik kesimpulan. (Ibid, h. 92.)
- Pemecahan masalah (problem solving) merupakan tehnik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
- Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
- Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. (Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 220-221.)
- Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
- Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran.
- Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa. (Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 93.)
Selasa, 02 Oktober 2012
Perkenalan SAINS
Ilmu alam (Inggris:natural science) atauilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun .
Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. “Real Science is both product and process, inseparably Joint” (Agus. S. 2003: 11)
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.
Matematika tidak dianggap sebagai ilmu alam, akan tetapi digunakan sebagai penyedia alat/perangkat dan kerangka kerja yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam. Istilah ilmu alam juga digunakan untuk mengenali “ilmu” sebagai disiplin yang mengikuti metode ilmiah, berbeda dengan filsafat alam. Di sekolah, ilmu alam dipelajari secara umum di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam(biasa disingkat IPA).
Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti.
Di samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah “ilmu alam” kadang digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari. Dari sudut ini, “ilmu alam” dapat menjadi arti alternatif bagi biologi, terlibat dalam proses-proses biologis, dan dibedakan dari ilmu fisik (terkait dengan hukum-hukum fisika dan kimia yang mendasari alam semesta).
Langganan:
Postingan (Atom)